BAB 3 – Pertunangan Gadis Tercantik
Tetua leluhur
merangsek masuk hingga ke puncak gunung, dimana Kuil Hati Kudus berada.
Sepanjang perjalanan Tetua leluhur membunuh ratusan pendekar hingga mereka jera
dan tidak lagi menghalangi perjalanan kedua biksu ini melainkan tetap mengikuti
mereka dalam jarak aman dan dengan senjata terhunus.
Sama seperti di
pintu gerbang dikaki bukit, di pintu gerbang Kuil Hati Kudus banyak sekali
terdapat pendekar hingga membuat kening Tetua leluhur berkerut.
“Mau melamar
saja perlu membawa seluruh pasukan bersenjata lengkap!” Sindir Tetua leluhur
menggunakan Qi hingga semua orang dapat mendengarnya, “Kalian mau menikahkan
orang atau mau menculik anak gadis!?”
Wajah semua
orang berubah merah mendengar sindiran biksu tua itu. Dari dalam bangunan utama
melesatlah 5 pendekar dan berdiri di atas atap menatap kebawah, kearah Tetua
leluhur, dengan pandangan sangat marah.
“Biksu gila dari
mana berani menghalangi pertunangan keluarga Wural!” Teriak pendekar yang
membawa tombak.
Tetua leluhur
memperhatikan kelima pendekar tersebut, mereka semua berusia setengah baya dan
memakai pakaian perang lengkap dengan senjata-senjata andalannya.
“Huh, Bajingan
mana yang merasa hebat hingga berani memaki kepadaku?” Tanya Tetua leluhur
dingin.
Mendengar itu
para pendekar mengerutkan keningnya, mereka tidak kenal siapa orang ini dan
tidak dapat menebak sedalam mana kepandaiannya. Salah satu dari kelima pendekar
ini mengarahkan pandangannya ke arah pendekar lainnya, wajahnya kebingungan
menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi.
“Lapor tetua,”
Ujar pendekar itu, “Kami telah meminta mereka pergi dari tempat ini dengan
baik-baik namun mereka tidak mau mengerti dan memaksa masuk dengan membunuh
ratusan teman-teman kita! Kami mohon keadilan, Tetua!”
Mendengar hal
tersebut para tetua langsung pucat, bahkan mereka berlima kalaupun disatukan
tidak mampu membunuh ratusan pendekar dengan mudah!
“Cough,” Ujar
Tetua bertombak itu berdeham, “Mohon maaf, kalau boleh tahu siapa nama anda dan
ada keperluan apa dengan Kuil Hati Kudus?”
Tetua leluhur
menyipitkan matanya dan menatap Tetua bertombak itu dingin, “Kau siapa? Kenapa
kau berani-berani menyambut kami dengan mengatasnamakan Kuil Hati Kudus?”
“Sebenarnya
begini, biksu,” Ujar Tetua disamping tetua bertombak, “Hari ini merupakan hari
yang penting bagi Klan Wural dan Kuil Hati Kudus, kami tidak ingin ada
gangguan!”
“Sejak kapan
kedatanganku merupakan gangguan, bahkan Kaisar Langitpun tidak berani menyebut
kedatanganku sebagai sebuah gangguan!” Tetua leluhur tidak tahan lagi, ia
menggunakan Qinya dan membuat semua orang yang mendengarkan menjadi pusing.
Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi Awan Biru karena Tetua leluhur telah
mengirimkan Qinya untuk melindungi Awan Biru, “Cepat kalian keluar dan sambut
aku! Apa kalian tidak tahu sopan santun dan Etika!!!”
Mendengar ucapan
tersebut, dari dalam gedung utama keluarlah puluhan pendekar. Semuanya pendekar
itu kuat-kuat dan sakti-sakti namun wajah mereka pucat mendengar tenaga Qi milik
Tetua leluhur. Para pendekar dari keluarga Wural berdiri di sebelah para tetua
sementara para pendekar wanita dari Kuil Hati Kudus mengelilingi Tetua leluhur
dan Awan Biru.
“Berani sekali
biksu ini menerobos masuk Kuil Hati Kudus,” Ujar seorang pendekar dari keluarga
Wural yang baru datang, “Dia pikir dia itu siapa!”
Kelima tetua
tidak berani berkata-kata mendengar ucapan pendekar itu, hanya mengerutkan
keningnya. Disatu sisi, harga diri mereka sebagai satu dari 10 klan utama
sangat tinggi namun disisi lain, kesaktian biksu tua ini sangat mengerikan!
“Tetua pertama,
siapa sebenarnya biksu ini?” Tanya seorang pendekar bertubuh tinggi gemuk dan
berumur separuh baya, ia memakai baju orang tua pelamar yang berwarna emas.
“Lapor, Ketua,”
Ujar Tetua bertombak itu sopan, sepertinya pria inilah pemimpin Klan Wural,
“Biksu ini tidak menyebutkan nama, namun kemampuannya sangat mengerikan!”
Ketua Wural
mengerutkan keningnya, “Kita tidak menyinggung perasaan dia,kan?” tanyanya
hati-hati.
“Ah, ini,” Ujar
Tetua pertama pucat, ia ingat betul kalau ia telah memaki biksu tua ini.
Melihat reaksi
tetua pertama, Ketua Wural langsung mengelengkan kepalanya. Melihat situasi ini
semua pendekar Wural langsung pucat pasi, sepanjang perjalanan mereka selalu
memaki dan mengutuk biksu tua di hadapan mereka!
“Ayah tidak
perlu takut,” Ujar pendekar yang baru datang tadi, “Disini ada ayah dan para
tetua ditambah lagi, Ketua Kuil Hati Kudus juga telah turun tangan, total ada 4
pendekar dengan tingkatan Inti kembar, sehebat apapun biksu tua ini, dia tidak
akan berkutik menghadapi kita!”
“Aih, kuharap
memang begitu!”
Namun kenyataan
itu pahit, selagi Klan Wural berkata seperti itu, para tetua Kuil Hati Kudus,
termasuk Tetuanya, menundukkan kepala dan memberi hormat dengan sangat menunduk
kepada biksu itu.
“Hormat kami
kepada Tetua Putih Wicaksana,” Ujar Mereka serentak, “Tetua leluhur Kuil
Nimia!”
Mendengar nama
dan jabatan itu pucat pasilah seluruh Klan Wural, bahkan beberapa pendekar
mereka merinding dan mendadak jatuh lemas. Dari seluruh pendekar yang ada di
dunia, siapa yang pernah menyangka kalau mereka akan membuat pendekar nomor
satu didunia tersinggung!
Tetua Leluhur
dan Awan Biru duduk di tempat tamu agung di paviliun utama Kuil Hati Kudus. Di
hadapan mereka adalah 2 kekuatan yaitu, Kuil Hati Kudus dan Klan Wural, yang
duduk berhadapan dengan wajah pucat pasi.
Ketua Wural
sadar betul mereka telah membuat musuh berbahaya dan langsung memenggal kepala
puluhan pendekar yang ia anggap bertanggung jawab, namun ia menyelamatkan tetua
pertama dan anaknya. Walaupun begitu, Tetua leluhur tidak sedikitpun melirik
tindakan tetua Wural tersebut.
“Tetua leluhur,”
Ujar Ketua Wural berdiri dan memberi hormat, “Aku benar-benar bersyukur dan
merasa terhormat atas kedatangan tetua leluhur ke pertunangan anak bungsu-“
“Menyerangku
dengan tombak, panah dan umpatan, benar-benar penghormatan yang sangat pantas!”
Potong tetua leluhur dingin, “Kami Kuil Nimia hanya mempunyai 1 peraturan, apa
kau tahu itu?”
“I..Ini hanya
salah paham, Tetua,” Ujar Ketua Wural ingin menangis.
“Cukup!” Ujar
Tetua leluhur, “Hari ini aku hanya ada urusan dengan Kuil Hati Kudus, jika
sepatah kata lagi ada yang keluar dari mulutmu atau mulut anak buahmu maka aku
sendiri yang akan menghancurkan klan kalian! Jika hal itu terjadi, bahkan 1.000
kerajaan Hilrampun tidak akan berani melindungi kalian!”
Ketua Wural
langsung terdiam dan duduk kembali dalam keadaan shock dan pucat, mana pernah
ia menyangka kalau nasibnya akan seperti ini. didalam hati Ketua Wural ia
teringat akan nasib kerajaan Wiru yang menghancurkan Klan Biru dan membuat Kuil
Nimia marah, Tetua leluhur sendiri yang memastikan semua penduduk di kerajaan
itu mati.
‘Bahkan kerajaan
Hilram sekarang tidak apa-apanya dengan kerajaan Wiru! Aih, murid-murid klan
ini benar-benar sangat bodoh, untuk apa mereka mencari gara-gara dengan Kuil
Nimia!!’
“Sejak kapan
kuilmu jatuh sedemikian rendah, Yori Aura?” Tanya Tetua leluhur kepada pendekar
wanita yang duduk di kursi utama.
“Situasinya
memang sangat rumit, Tetua leluhur,” Ujar Ketua Kuil Kudus malu.
“Ah, sudahlah,
aku tidak ada urusan dengan masalah kalian,” Kata Tetua leluhur sebal, “Aku
hanya kasihan kepada Almarhumah Milia Aura, jika saja ia tahu kalau perguruan
yang ia bangun dengan keringat darah hancur di tangan generasi yang tidak becus
seperti kalian! Huh, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan jika aku bertemu
dengannya di akhirat nanti!”
Mendengar omelan
Tetua leluhur semua murid Kuil Hati Kudus langsung menunduk malu, wajah mereka
menjadi merah dan banyak dari mereka mulai meneteskan air mata namun mereka
tidak mampu membalas. Bagaimanapun Tetua leluhur dan Tetua leluhur mereka
merupakan rival dalam generasi yang sama, namun kualitas perguruan mereka
sekarang berbeda seperti bumi dan langit!
Kemarahan juga
melanda Klan Wural karena secara tidak langsung klan mereka direndahkan oleh
Tetua leluhur, namun apa yang bisa mereka lakukan selain menyimpan amarah
mereka.
“Ini merupakan
murid agung Kuil Nimia, Awan Biru!” Tetua leluhur memperkenalkan Awan Biru,
“Cepat beri hormat kepada Ketua dan para Tetua Kuil Hati Kudus!”
Awan Biru
mengangguk dan bangkit berdiri di hadapan para Ketua dan Tetua Hati Kudus,
“Salam, semoga dewa menunjukkan belas kasihnya kepada kita semua! Namaku, Awan
Biru, Murid Agung Kuil Nimia!”
Mendengar hal
tersebut semua pendekar langsung menahan napas. Bagi mereka, Awan Biru
merupakan anak biasa tanpa kekuatan, Marganyalah yang membuat semua orang
disana terdiam. Klan Biru, klan kesayangan Kuil Nimia.
Ketua Wural
buru-buru memberi kode kepada semua pengikutnya untuk menghapalkan wajah anak
ini dan tidak sekalipun mencari keributan dengannya, tidak peduli sekecil
apapun masalahnya!
Setelah memberi
salam Awan Biru kembali ke tempat duduknya, ia sama sekali tidak mempedulikan
Klan Wural. Walaupun begitu, Klan Wural tidak sakit hati, yang terpenting
sekarang adalah membangun hubungan baik dengan Kuil Nimia!
“Sungguh anak
yang sangat tampan,” Puji Ketua Yori Aura.
“Masalah anak
ini sudah kuberitahukan dalam suratku dulu,” Kata Tetua leluhur lagi, “Kita
sudah memiliki janji,kan?”
“Tentu saja,
tentu saja!” Kata Ketua Yori Aura sungguh-sungguh, “Namun demikian, apakah
syarat dari kami juga telah Tetua setujui?”
Dari cincin
Tetua leluhur muncul sebuah kitab dengan cover berwarna biru, Tetua leluhur
melemparkan kitab tersebut ke arah Ketua Yori yang menangkapnya dengan
tersenyum. Melihat reaksi Ketua Yori yang begitu sumringah siapapun dapat
menebak kalau kitab yang diberikan Tetua Leluhur adalah kitab ilmu Silat.
‘Kitab ilmu
terpilih agung,kah?’ Tanya ketua Wural dalam hati, ‘Tidak, tidak. Kemungkinan
besar kitab ilmu silat tingkatan terpilih!’
Walaupun hanya
kitab ilmu silat tingkatan terpilih, bagi banyak perguruan silat kitab tersebut
sangatlah berharga. Termasuk bagi Klan Wural!
“Awan Biru,”
Ujar Tetua leluhur, “Sekarang kau akan tinggal di kuil ini untuk sementara
waktu. Ketua Wural sendiri yang akan melatih silatmu, jadi kau harus menjadi
anak baik dan patuh kepadanya, apa kau mengerti?”
“Aku mengerti,
Guru!” Kata Awan Biru sungguh-sungguh.
“Jangan
khawatir, setiap setahun sekali Kuil Nimia akan mengirimkan orang untuk
mengecek keadaanmu. Jika ada satu orang saja yang berani menghinamu maka Kuil
Nimia tidak akan tinggal diam! Kau tidak perlu takut, kau mengerti!”
Awan Biru
mengangguk mengerti,namun didalam hatinya ia bertekad tidak akan mengeluh
sedikitpun.
“Baiklah, kurasa
urusanku sudah beres!” Kata Tetua leluhur senang.
“Ah, tunggu
dulu, Tetua,” kata Ketua Yori cepat-cepat.
“Ada apa lagi?”
“Masih ada satu
hal lagi yang perlu kita bahas mengenai perjanjian kita,” Kata Ketua Yori,
“Kuharap ketua tidak keberatan.”
“Ah, ya, maafkan
aku,” Ujar Tetua leluhur, “Semakin bertambah umur daya ingat kita semakin
menurun. Cepat, tunjukkan kepadaku muridmu! Jika, menurutku, ia berbakat maka
aku akan memberikan petunjuk dan mengangkatnya sebagai murid luarku, jika tidak
maka aku tidak akan menerimanya! Tapi, apapun yang terjadi, kau harus mengajari
Awan Biru sepenuh hati!”
“Tentu saja,
tetua,” Ujar Ketua Yori tersenyum, ia sangat sayang akan muridnya ini dan
beranggapan kalau dibawah pengawasan Tetua leluhur perkembangan muridnya akan
lebih drastis dan akan mengembalikan kejayaan perguruan ini, “Aku hanya
menginginkan kesempatan. Apapun yang terjadi, aku tetap mengajari Awan Biru
sesuai dengan perjanjian kita ini!”
“Bagus, kalau begitu
cepat tunjukkan kepadaku murid kesayanganmu ini!”
Mendengar
percakapan Tetua leluhur dan KetuaYori, mau tidak mau seluruh murid Kuil Hati
Kudus berdebar kencang, siapapun yang terpilih pasti akan menjadi pendekar
hebat! Bahkan para pendekar Klan Wural hanya bisa memandang iri melihat
kesempatan ini.
“Risa Aura,”
Kata Ketua Yori, “Kenapa kau tidak cepat keluar dan memberi salam kepada Tetua
leluhur ini!”
Mendengar ucapan
tersebut semua orang mengeluarkan seruan pelan. Risa Aura merupakan calon
pengantin yang mau dilamar oleh Klan Wural, jika ia diterima menjadi murid luar
dari Tetua leluhur Kuil Nimia, maka tidak ada satupun yang layak menjadi
suaminya tanpa seijin Kuil Nimia!
Seorang gadis
cantik berusia sekitar 19 tahun keluar dari barisan murid Kuil Hati Kudus.
Gadis itu sangat rupawan, tubuhnya tinggi dan berkulit seputih salju dengan
rambut hitam panjang. Jalannya gemulai namun tidak genit melainkan menampilkan
kewibawaan dan kebanggaan sebagai murid Kuil Hati Kudus. Tidak salah kalau
gadis ini disebut sebagai gadis tercantik seantero kerajaan Hilram.
“Salam, Tetua
leluhur, semoga dewa menunjukkan belas kasihnya kepada kita,” Kata Risa Aura
memberi salam, “Hamba, Risa Aura, murid utama dari Kuil Hati Kudus!”
“Berbakat,
benar-benar berbakat!” Puji Tetua leluhur, “19 tahun dan telah memasuki
tingkatan awal inti energi, ini benar-benar sebanding dengan Eka Wimala!”
Mendengar pujian
tetua leluhur, baik Ketua Yori maupun Risa Aura dan para tetua lainnya, wajah
mereka langsung berubah cerah. Mereka sendiri pernah mendengar akan Eka Wimala,
jenius dari seluruh jenius!
“Akan tetapi,
dia tidak layak menjadi muridku!” Ujar Tetua leluhur lagi.
“Ah,” Seru
tertahan Ketua Yori berusaha menahan emosi, “Boleh kutahu alasannya, tetua
leluhur?”
“Muridmu ini
sangat berbakat dan perkembangannya sangatlah pesat namun disitulah letak
kelemahan utamanya!” ujar Tetua leluhur memberikan penilaian, “Tubuhnya telah
mencerna dasar-dasar ilmu silat Kuil Hati Kudus dengan sempurna dan jika
kupaksakan dia mempelajari ilmu silatku maka yang terjadi talentanya akan rusak
lalu menyebabkan dia kehilangan semua kekuatan yang ia miliki. Tentu saja, ada
kemungkinan dia bisa bangkit dan menjadi lebih kuat dengan ilmu silatku ini,
namun kemungkinan itu hanya 7% saja! Ketua Yori, apa kau berniat mempertaruhkan
talenta muridmu ini?”
Ketua Yori hanya
mampu menggigit bibirnya ketika mendengar penilaian Tetua leluhur. Walaupun
kesal namun ia bisa menerima penilaian Tetua leluhur.
Mendengar hal
tersebut, secara tidak sadar Awan Biru menyeletuk kepada Tetua leluhur, “Guru,
apakah guru benar-benar tidak bisa membantu dia?”
Tetua leluhur
menatap Awan Biru dengan pandangan kaget. Ia tidak menyangka kalau Awan Biru
dapat berkata seperti ini kepadanya. Tetua leluhur memperhatikan wajah Awan
Biru dengan seksama, sepertinya murid agungnya ini terpesona dengan kecantikan
Risa Aura. Tapi dia baru 13 tahun sementara Risa Aura 19 tahun jarak antara
mereka terlalu jauh, tidak masalah kalau pria yang berusia jauh lebih tua namun
kalau wanita?
Memikirkan hal
tersebut Tetua leluhur langsung mengerutkan keningnya. Bagi Tetua leluhur,
gadis di hadapannya adalah gadis yang sangat berbakat dan sangat mempesona,
layak untuk menjadi pendamping Klan Biru!
“Ketua Yori, aku
tidak bisa menjadikan murid kesayanganmu ini sebagai muridku,” Ujar Tetua
leluhur, “Tapi, kalau kau bersedia menikahkan Murid kesayanganmu ini dengan
murid agungku, maka secara tidak langsung muridmu ini akan menjadi muridku!
Bagaimana menurutmu mengenai hal ini?”
No comments:
Post a Comment