Saturday, August 12, 2017

BAB 3 – Pertunangan Gadis Tercantik

BAB 3 – Pertunangan Gadis Tercantik

Tetua leluhur merangsek masuk hingga ke puncak gunung, dimana Kuil Hati Kudus berada. Sepanjang perjalanan Tetua leluhur membunuh ratusan pendekar hingga mereka jera dan tidak lagi menghalangi perjalanan kedua biksu ini melainkan tetap mengikuti mereka dalam jarak aman dan dengan senjata terhunus.

Sama seperti di pintu gerbang dikaki bukit, di pintu gerbang Kuil Hati Kudus banyak sekali terdapat pendekar hingga membuat kening Tetua leluhur berkerut.

“Mau melamar saja perlu membawa seluruh pasukan bersenjata lengkap!” Sindir Tetua leluhur menggunakan Qi hingga semua orang dapat mendengarnya, “Kalian mau menikahkan orang atau mau menculik anak gadis!?”

Wajah semua orang berubah merah mendengar sindiran biksu tua itu. Dari dalam bangunan utama melesatlah 5 pendekar dan berdiri di atas atap menatap kebawah, kearah Tetua leluhur, dengan pandangan sangat marah.

“Biksu gila dari mana berani menghalangi pertunangan keluarga Wural!” Teriak pendekar yang membawa tombak.

Tetua leluhur memperhatikan kelima pendekar tersebut, mereka semua berusia setengah baya dan memakai pakaian perang lengkap dengan senjata-senjata andalannya.

“Huh, Bajingan mana yang merasa hebat hingga berani memaki kepadaku?” Tanya Tetua leluhur dingin.

Mendengar itu para pendekar mengerutkan keningnya, mereka tidak kenal siapa orang ini dan tidak dapat menebak sedalam mana kepandaiannya. Salah satu dari kelima pendekar ini mengarahkan pandangannya ke arah pendekar lainnya, wajahnya kebingungan menanyakan apa yang sebenarnya sedang terjadi.

“Lapor tetua,” Ujar pendekar itu, “Kami telah meminta mereka pergi dari tempat ini dengan baik-baik namun mereka tidak mau mengerti dan memaksa masuk dengan membunuh ratusan teman-teman kita! Kami mohon keadilan, Tetua!”

Mendengar hal tersebut para tetua langsung pucat, bahkan mereka berlima kalaupun disatukan tidak mampu membunuh ratusan pendekar dengan mudah!

“Cough,” Ujar Tetua bertombak itu berdeham, “Mohon maaf, kalau boleh tahu siapa nama anda dan ada keperluan apa dengan Kuil Hati Kudus?”

Tetua leluhur menyipitkan matanya dan menatap Tetua bertombak itu dingin, “Kau siapa? Kenapa kau berani-berani menyambut kami dengan mengatasnamakan Kuil Hati Kudus?”

“Sebenarnya begini, biksu,” Ujar Tetua disamping tetua bertombak, “Hari ini merupakan hari yang penting bagi Klan Wural dan Kuil Hati Kudus, kami tidak ingin ada gangguan!”

“Sejak kapan kedatanganku merupakan gangguan, bahkan Kaisar Langitpun tidak berani menyebut kedatanganku sebagai sebuah gangguan!” Tetua leluhur tidak tahan lagi, ia menggunakan Qinya dan membuat semua orang yang mendengarkan menjadi pusing. Tentu saja hal ini tidak berlaku bagi Awan Biru karena Tetua leluhur telah mengirimkan Qinya untuk melindungi Awan Biru, “Cepat kalian keluar dan sambut aku! Apa kalian tidak tahu sopan santun dan Etika!!!”

Mendengar ucapan tersebut, dari dalam gedung utama keluarlah puluhan pendekar. Semuanya pendekar itu kuat-kuat dan sakti-sakti namun wajah mereka pucat mendengar tenaga Qi milik Tetua leluhur. Para pendekar dari keluarga Wural berdiri di sebelah para tetua sementara para pendekar wanita dari Kuil Hati Kudus mengelilingi Tetua leluhur dan Awan Biru.

“Berani sekali biksu ini menerobos masuk Kuil Hati Kudus,” Ujar seorang pendekar dari keluarga Wural yang baru datang, “Dia pikir dia itu siapa!”

Kelima tetua tidak berani berkata-kata mendengar ucapan pendekar itu, hanya mengerutkan keningnya. Disatu sisi, harga diri mereka sebagai satu dari 10 klan utama sangat tinggi namun disisi lain, kesaktian biksu tua ini sangat mengerikan!

“Tetua pertama, siapa sebenarnya biksu ini?” Tanya seorang pendekar bertubuh tinggi gemuk dan berumur separuh baya, ia memakai baju orang tua pelamar yang berwarna emas.

“Lapor, Ketua,” Ujar Tetua bertombak itu sopan, sepertinya pria inilah pemimpin Klan Wural, “Biksu ini tidak menyebutkan nama, namun kemampuannya sangat mengerikan!”

Ketua Wural mengerutkan keningnya, “Kita tidak menyinggung perasaan dia,kan?” tanyanya hati-hati.

“Ah, ini,” Ujar Tetua pertama pucat, ia ingat betul kalau ia telah memaki biksu tua ini.

Melihat reaksi tetua pertama, Ketua Wural langsung mengelengkan kepalanya. Melihat situasi ini semua pendekar Wural langsung pucat pasi, sepanjang perjalanan mereka selalu memaki dan mengutuk biksu tua di hadapan mereka!

“Ayah tidak perlu takut,” Ujar pendekar yang baru datang tadi, “Disini ada ayah dan para tetua ditambah lagi, Ketua Kuil Hati Kudus juga telah turun tangan, total ada 4 pendekar dengan tingkatan Inti kembar, sehebat apapun biksu tua ini, dia tidak akan berkutik menghadapi kita!”

“Aih, kuharap memang begitu!”

Namun kenyataan itu pahit, selagi Klan Wural berkata seperti itu, para tetua Kuil Hati Kudus, termasuk Tetuanya, menundukkan kepala dan memberi hormat dengan sangat menunduk kepada biksu itu.

“Hormat kami kepada Tetua Putih Wicaksana,” Ujar Mereka serentak, “Tetua leluhur Kuil Nimia!”

Mendengar nama dan jabatan itu pucat pasilah seluruh Klan Wural, bahkan beberapa pendekar mereka merinding dan mendadak jatuh lemas. Dari seluruh pendekar yang ada di dunia, siapa yang pernah menyangka kalau mereka akan membuat pendekar nomor satu didunia tersinggung!


Tetua Leluhur dan Awan Biru duduk di tempat tamu agung di paviliun utama Kuil Hati Kudus. Di hadapan mereka adalah 2 kekuatan yaitu, Kuil Hati Kudus dan Klan Wural, yang duduk berhadapan dengan wajah pucat pasi.

Ketua Wural sadar betul mereka telah membuat musuh berbahaya dan langsung memenggal kepala puluhan pendekar yang ia anggap bertanggung jawab, namun ia menyelamatkan tetua pertama dan anaknya. Walaupun begitu, Tetua leluhur tidak sedikitpun melirik tindakan tetua Wural tersebut.

“Tetua leluhur,” Ujar Ketua Wural berdiri dan memberi hormat, “Aku benar-benar bersyukur dan merasa terhormat atas kedatangan tetua leluhur ke pertunangan anak bungsu-“

“Menyerangku dengan tombak, panah dan umpatan, benar-benar penghormatan yang sangat pantas!” Potong tetua leluhur dingin, “Kami Kuil Nimia hanya mempunyai 1 peraturan, apa kau tahu itu?”

“I..Ini hanya salah paham, Tetua,” Ujar Ketua Wural ingin menangis.

“Cukup!” Ujar Tetua leluhur, “Hari ini aku hanya ada urusan dengan Kuil Hati Kudus, jika sepatah kata lagi ada yang keluar dari mulutmu atau mulut anak buahmu maka aku sendiri yang akan menghancurkan klan kalian! Jika hal itu terjadi, bahkan 1.000 kerajaan Hilrampun tidak akan berani melindungi kalian!”

Ketua Wural langsung terdiam dan duduk kembali dalam keadaan shock dan pucat, mana pernah ia menyangka kalau nasibnya akan seperti ini. didalam hati Ketua Wural ia teringat akan nasib kerajaan Wiru yang menghancurkan Klan Biru dan membuat Kuil Nimia marah, Tetua leluhur sendiri yang memastikan semua penduduk di kerajaan itu mati.

‘Bahkan kerajaan Hilram sekarang tidak apa-apanya dengan kerajaan Wiru! Aih, murid-murid klan ini benar-benar sangat bodoh, untuk apa mereka mencari gara-gara dengan Kuil Nimia!!’

“Sejak kapan kuilmu jatuh sedemikian rendah, Yori Aura?” Tanya Tetua leluhur kepada pendekar wanita yang duduk di kursi utama.

“Situasinya memang sangat rumit, Tetua leluhur,” Ujar Ketua Kuil Kudus malu.

“Ah, sudahlah, aku tidak ada urusan dengan masalah kalian,” Kata Tetua leluhur sebal, “Aku hanya kasihan kepada Almarhumah Milia Aura, jika saja ia tahu kalau perguruan yang ia bangun dengan keringat darah hancur di tangan generasi yang tidak becus seperti kalian! Huh, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan jika aku bertemu dengannya di akhirat nanti!”

Mendengar omelan Tetua leluhur semua murid Kuil Hati Kudus langsung menunduk malu, wajah mereka menjadi merah dan banyak dari mereka mulai meneteskan air mata namun mereka tidak mampu membalas. Bagaimanapun Tetua leluhur dan Tetua leluhur mereka merupakan rival dalam generasi yang sama, namun kualitas perguruan mereka sekarang berbeda seperti bumi dan langit!

Kemarahan juga melanda Klan Wural karena secara tidak langsung klan mereka direndahkan oleh Tetua leluhur, namun apa yang bisa mereka lakukan selain menyimpan amarah mereka.

“Ini merupakan murid agung Kuil Nimia, Awan Biru!” Tetua leluhur memperkenalkan Awan Biru, “Cepat beri hormat kepada Ketua dan para Tetua Kuil Hati Kudus!”

Awan Biru mengangguk dan bangkit berdiri di hadapan para Ketua dan Tetua Hati Kudus, “Salam, semoga dewa menunjukkan belas kasihnya kepada kita semua! Namaku, Awan Biru, Murid Agung Kuil Nimia!”

Mendengar hal tersebut semua pendekar langsung menahan napas. Bagi mereka, Awan Biru merupakan anak biasa tanpa kekuatan, Marganyalah yang membuat semua orang disana terdiam. Klan Biru, klan kesayangan Kuil Nimia.

Ketua Wural buru-buru memberi kode kepada semua pengikutnya untuk menghapalkan wajah anak ini dan tidak sekalipun mencari keributan dengannya, tidak peduli sekecil apapun masalahnya!

Setelah memberi salam Awan Biru kembali ke tempat duduknya, ia sama sekali tidak mempedulikan Klan Wural. Walaupun begitu, Klan Wural tidak sakit hati, yang terpenting sekarang adalah membangun hubungan baik dengan Kuil Nimia!

“Sungguh anak yang sangat tampan,” Puji Ketua Yori Aura.

“Masalah anak ini sudah kuberitahukan dalam suratku dulu,” Kata Tetua leluhur lagi, “Kita sudah memiliki janji,kan?”

“Tentu saja, tentu saja!” Kata Ketua Yori Aura sungguh-sungguh, “Namun demikian, apakah syarat dari kami juga telah Tetua setujui?”

Dari cincin Tetua leluhur muncul sebuah kitab dengan cover berwarna biru, Tetua leluhur melemparkan kitab tersebut ke arah Ketua Yori yang menangkapnya dengan tersenyum. Melihat reaksi Ketua Yori yang begitu sumringah siapapun dapat menebak kalau kitab yang diberikan Tetua Leluhur adalah kitab ilmu Silat.

‘Kitab ilmu terpilih agung,kah?’ Tanya ketua Wural dalam hati, ‘Tidak, tidak. Kemungkinan besar kitab ilmu silat tingkatan terpilih!’

Walaupun hanya kitab ilmu silat tingkatan terpilih, bagi banyak perguruan silat kitab tersebut sangatlah berharga. Termasuk bagi Klan Wural!

“Awan Biru,” Ujar Tetua leluhur, “Sekarang kau akan tinggal di kuil ini untuk sementara waktu. Ketua Wural sendiri yang akan melatih silatmu, jadi kau harus menjadi anak baik dan patuh kepadanya, apa kau mengerti?”

“Aku mengerti, Guru!” Kata Awan Biru sungguh-sungguh.

“Jangan khawatir, setiap setahun sekali Kuil Nimia akan mengirimkan orang untuk mengecek keadaanmu. Jika ada satu orang saja yang berani menghinamu maka Kuil Nimia tidak akan tinggal diam! Kau tidak perlu takut, kau mengerti!”

Awan Biru mengangguk mengerti,namun didalam hatinya ia bertekad tidak akan mengeluh sedikitpun.

“Baiklah, kurasa urusanku sudah beres!” Kata Tetua leluhur senang.

“Ah, tunggu dulu, Tetua,” kata Ketua Yori cepat-cepat.

“Ada apa lagi?”

“Masih ada satu hal lagi yang perlu kita bahas mengenai perjanjian kita,” Kata Ketua Yori, “Kuharap ketua tidak keberatan.”

“Ah, ya, maafkan aku,” Ujar Tetua leluhur, “Semakin bertambah umur daya ingat kita semakin menurun. Cepat, tunjukkan kepadaku muridmu! Jika, menurutku, ia berbakat maka aku akan memberikan petunjuk dan mengangkatnya sebagai murid luarku, jika tidak maka aku tidak akan menerimanya! Tapi, apapun yang terjadi, kau harus mengajari Awan Biru sepenuh hati!”

“Tentu saja, tetua,” Ujar Ketua Yori tersenyum, ia sangat sayang akan muridnya ini dan beranggapan kalau dibawah pengawasan Tetua leluhur perkembangan muridnya akan lebih drastis dan akan mengembalikan kejayaan perguruan ini, “Aku hanya menginginkan kesempatan. Apapun yang terjadi, aku tetap mengajari Awan Biru sesuai dengan perjanjian kita ini!”

“Bagus, kalau begitu cepat tunjukkan kepadaku murid kesayanganmu ini!”

Mendengar percakapan Tetua leluhur dan KetuaYori, mau tidak mau seluruh murid Kuil Hati Kudus berdebar kencang, siapapun yang terpilih pasti akan menjadi pendekar hebat! Bahkan para pendekar Klan Wural hanya bisa memandang iri melihat kesempatan ini.

“Risa Aura,” Kata Ketua Yori, “Kenapa kau tidak cepat keluar dan memberi salam kepada Tetua leluhur ini!”

Mendengar ucapan tersebut semua orang mengeluarkan seruan pelan. Risa Aura merupakan calon pengantin yang mau dilamar oleh Klan Wural, jika ia diterima menjadi murid luar dari Tetua leluhur Kuil Nimia, maka tidak ada satupun yang layak menjadi suaminya tanpa seijin Kuil Nimia!

Seorang gadis cantik berusia sekitar 19 tahun keluar dari barisan murid Kuil Hati Kudus. Gadis itu sangat rupawan, tubuhnya tinggi dan berkulit seputih salju dengan rambut hitam panjang. Jalannya gemulai namun tidak genit melainkan menampilkan kewibawaan dan kebanggaan sebagai murid Kuil Hati Kudus. Tidak salah kalau gadis ini disebut sebagai gadis tercantik seantero kerajaan Hilram.

“Salam, Tetua leluhur, semoga dewa menunjukkan belas kasihnya kepada kita,” Kata Risa Aura memberi salam, “Hamba, Risa Aura, murid utama dari Kuil Hati Kudus!”

“Berbakat, benar-benar berbakat!” Puji Tetua leluhur, “19 tahun dan telah memasuki tingkatan awal inti energi, ini benar-benar sebanding dengan Eka Wimala!”

Mendengar pujian tetua leluhur, baik Ketua Yori maupun Risa Aura dan para tetua lainnya, wajah mereka langsung berubah cerah. Mereka sendiri pernah mendengar akan Eka Wimala, jenius dari seluruh jenius!

“Akan tetapi, dia tidak layak menjadi muridku!” Ujar Tetua leluhur lagi.

“Ah,” Seru tertahan Ketua Yori berusaha menahan emosi, “Boleh kutahu alasannya, tetua leluhur?”

“Muridmu ini sangat berbakat dan perkembangannya sangatlah pesat namun disitulah letak kelemahan utamanya!” ujar Tetua leluhur memberikan penilaian, “Tubuhnya telah mencerna dasar-dasar ilmu silat Kuil Hati Kudus dengan sempurna dan jika kupaksakan dia mempelajari ilmu silatku maka yang terjadi talentanya akan rusak lalu menyebabkan dia kehilangan semua kekuatan yang ia miliki. Tentu saja, ada kemungkinan dia bisa bangkit dan menjadi lebih kuat dengan ilmu silatku ini, namun kemungkinan itu hanya 7% saja! Ketua Yori, apa kau berniat mempertaruhkan talenta muridmu ini?”

Ketua Yori hanya mampu menggigit bibirnya ketika mendengar penilaian Tetua leluhur. Walaupun kesal namun ia bisa menerima penilaian Tetua leluhur.

Mendengar hal tersebut, secara tidak sadar Awan Biru menyeletuk kepada Tetua leluhur, “Guru, apakah guru benar-benar tidak bisa membantu dia?”

Tetua leluhur menatap Awan Biru dengan pandangan kaget. Ia tidak menyangka kalau Awan Biru dapat berkata seperti ini kepadanya. Tetua leluhur memperhatikan wajah Awan Biru dengan seksama, sepertinya murid agungnya ini terpesona dengan kecantikan Risa Aura. Tapi dia baru 13 tahun sementara Risa Aura 19 tahun jarak antara mereka terlalu jauh, tidak masalah kalau pria yang berusia jauh lebih tua namun kalau wanita?

Memikirkan hal tersebut Tetua leluhur langsung mengerutkan keningnya. Bagi Tetua leluhur, gadis di hadapannya adalah gadis yang sangat berbakat dan sangat mempesona, layak untuk menjadi pendamping Klan Biru!


“Ketua Yori, aku tidak bisa menjadikan murid kesayanganmu ini sebagai muridku,” Ujar Tetua leluhur, “Tapi, kalau kau bersedia menikahkan Murid kesayanganmu ini dengan murid agungku, maka secara tidak langsung muridmu ini akan menjadi muridku! Bagaimana menurutmu mengenai hal ini?”





No comments:

Post a Comment