Windi Aura melesat dalam kegelapan malam tanpa diketahui
oleh siapapun, ilmu meringankan tubuhnya begitu sempurna dan setiap gerakannya
begitu lentur hingga tidak ada satu orangpun yang bisa mendengar jejak
langkahnya.
“Aku merasakan aura dia di dekat sini,” Gumam Windi Aura
dengan suara yang sangat pelan, “Dimana dia?”
Windi Aura menguatkan kelima inderanya dan beberapa detik
kemudian, dia berhasil menemukan sesosok bayangan hitam tengah menyelinap dan
mengendap-endap di dalam komplek Paviliun Pangeran Keenam. Bayangan hitam itu
begitu mahir dan ilmu silatnya sangatlah bagus, ia mampu berjalan di samping
para pelayan tanpa diketahui keberadaannya sedikitpun.
“Ilmu menghilangkan keberadaan yang sangat bagus!” Puji
Windi Aura di dalam hati, “Namun sayangnya, kau tidak bisa menghilangkan
keberadaanmu dariku!”
Mungkin bayangan tersebut merasakan sesuatu yang tidak
beres dan mendadak membatalkan niatannya untuk mengecek paviliun Pangeran
Keenam, bayangan tersebut menggunakan semua kekuatannya untuk keluar dari
paviliun itu dan melarikan diri. Namun sayang, baru beberapa ratus meter keluar
dari komplek Paviliun, sebuah tangan sudah menyambar tubuhnya dari atas dan
menghantam punggung bayangan tersebut hingga terjatuh.
“Si,Siapa kau?” Tanya Paman Putih sambil menyeka darah
dimulutnya, ia lalu berdiri dengan kuda-kuda dan menarik kedua bilah pisau
panjang dipinggangnya, “Keluarlah dan perkenalkan dirimu!”
“Anjing penjaga tidak perlu tahu siapa diriku!” Ujar
Windi Aura dingin, ia mengubah suaranya dengan kekuatan Qi hingga terdengar dingin
dan mencekam, “Lebih baik kau mati sekarang juga!”
Dari dalam kegelapan Windi Aura mengirimkan 2 serangan Qi
yang sangat berbahaya, serangan itu seperti secercah cahaya yang melesat dan
menghantam Paman Putih. Beruntung reaksi Paman Putih cukup cepat dan berhasil
menghindar pada saat-saat penentuan.
“Sentilan jari sakti?” Seru Paman Putih tidak percaya,
“Sekte Jiwa Hitam?”
“Oh, wawasanmu cukup luas,” Puji Windi Aura, “Sayangnya
itu hanya membuat diriku semakin bernapsu untuk menghabisi nyawamu!”
Windi Aura mengirimkan beberapa serangan Qi lagi ke arah
Paman Putih, kali ini dengan kecepatan dan tenaga yang lebih kuat, hingga
membuatnya terpental dan tewas seketika.
“Hanya segini saja kemampuan pendekar bawah tanah Kuil
Nimia,” Ejek Windi Aura yang mendekati jenazah paman putih, “Jika bukan karena
rencana untuk menyelamatkan anakku, tentu aku tidak akan sudi membawa jenazahmu
keluar dari tempat ini!”
Sambil berkata seperti itu, Windi Aura mengangkat Jenazah
paman putih ke atas pundaknya dan melesat, menghilang di kegelapan malam.
“Tinggal 1 anjing penjaga lagi!”
Sementara itu, di sisi komplek yang berlainan dari
Paviliun Pangeran Keenam, sesosok bayangan hitam secara diam-diam memasuki
kawasan rumah duka. Walaupun kawasan tersebut dijaga oleh para Tetua dalam,
namun kemampuan bayangan ini melebihi para tetua tersebut hingga tidak ada yang
menyadari kehadirannya.
Bayangan hitam tersebut berhasil masuk ke dalam ruangan
jenazah dan membuka kain kafan yang membungkus Jenazah Mina Sulastri. Tidak berapa
lama, ia mulai melakukan otopsi dan menemukan beberapa keanehan.
“Bukankah tetua yang memeriksa Jenazah ini mengatakan ada
2 serangan Qi keras yang menghantam tubuh Mina?” Gumamnya ketika menemukan
ketidaksesuaian data dengan hasil pemeriksaannya, “Tapi, kenapa aku menemukan 1
serangan Qi keras dan 1 serangan Qi lembut dalam tubuh anak ini?”
Paman Hitam hanya menggelengkan kepala, ia mempunyai
beberapa hipotesis mengenai permasalahan ini namun belum ada yang masuk akal.
“Tuan muda Awan Biru merupakan pemuda yang sangat
cerdas,” Kata Paman Hitam, “Ia bisa menganalisa permasalahan ini jauh lebih
baik daripadaku. Saat ini yang ia butuhkan hanyalah data, dan tugaskulah untuk
mencari banyak data mengenai masalah ini!”
Paman Hitam mengeluarkan sebuah buku kecil dan mulai
menulis beberapa penemuannya, mulai dari perkiraan kematian, kondisi organ
dalam dan tubuh bagian luar, beberapa hipotesisnya dan berbagai kemungkinan
lainnya. Semua dia tuliskan secara singkat dengan menggunakan kode rahasia yang
hanya diketahui oleh dirinya dan Awan Biru. Setelah selesai, Paman Hitam
mengembalikan jenazah Mina Sulastri ke kondisi sebelumnya lalu melesat pergi
meninggalkan Paviliun.
Namun, baru saja
ia menapakkan kakinya keluar paviliun, ia sudah merasakan sebuah hawa dingin
yang menyerbu bulu kuduknya. Dengan cepat Paman Hitam langsung melesat
menggunakan ilmu meringankan tubuh terbaiknya dan menyingkir ke dalam hutan,
jauh dari pengawasan semua orang.
‘Siapa pendekar
misterius ini?’ Tanya Paman Hitam dalam hati, ‘Mungkinkah Ketua Yori, tapi aura
Qi yang ia keluarkan jauh berbeda dari yang dimiliki Ketua Yori. Terlebih lagi,
ia menjaga betul agar Aura Qi miliknya tidak terlacak dari jarak jauh, itu
berarti ia tidak ingin Kuil Hati Kudus mengetahui keberadaannya!’
Sebagai Pendekar
Bawah Tanah, Paman Hitam tahu betul pikiran orang-orang yang sengaja menekan
aura Qi miliknya agar tidak diketahui. Dalam hal ini, baik Paman Hitam dan
pendekar misterius tersebut, mereka berdua setipe.
‘Mungkinkah
pengawal Pangeran Keenam?’ Pikir Paman Hitam lagi sambil mempercepat ilmu
meringankan tubuhnya, ‘ah, tidak mungkin. Dari kemampuannya kuperkirakan orang
ini memiliki kekuatan minimal Inti bercahaya tingkat akhir, tidak mungkin
Kerajaan Hilram mempergunakan pendekar dengan kualitas sekuat itu sebagai
pengawal. Tidak, Kerajaan Hilram hanyalah kerajaan terkecil dari 7 kerajaan
utama!”
Paman Hitam
terus kabur ke dalam hutan, berharap dapat melepaskan diri dari kejaran
pendekar sakti yang misterius tersebut. Ia tidak berusaha berhenti dan mencoba
berbicara dengan pengejarnya karena dia bukanlah orang bodoh. Dalam situasi
seperti ini, Paman Hitam tahu betul apa yang diinginkan pendekar misterius
tersebut, nyawanya!
“Aih, aku sudah
mencoba melarikan diri kesana kemari dan menggunakan berbagai cara untuk
menipunya, namun pendekar ini sungguh pintar, ia bisa mengetahui dengan jelas
kemana arah aku pergi dan kemana tipuanku pergi,” Gumam Paman Hitam, “Brengsek!
Kalau begini caranya, mau tidak mau, aku harus mengadu nyawa dengan orang ini!”
Paman Hitam
mengubah taktik, kali ini ia melesat secepat mungkin sebelum berhenti dan
bersembunyi di balik celah pohon besar. Ia mematikan semua aura Qi yang ia
miliki, bahkan ia menahan napas dan tidak bersuara sama sekali. Paman Hitam
mencoba untuk menyergap pendekar misterius ini, jika ia beruntung dan dapat
memasukkan 1 jurus mematikan, mungkin ia bisa menang!
Windi Aura
berhenti di pedalaman hutan, dari tadi ia mengejar bayangan dengan membawa
jenazah Paman Putih, itulah penyebab ia terkesan lamban. Sebenarnya ia bisa
saja mengejar Paman Hitam dengan mudah sambil membawa Jenazah itu namun, jika
ia melakukan hal tersebut keberadaannya pasti diketahui oleh Ketua Yori.
“Sekarang,
dimana anjing penjaga Kuil Nimia itu?” Tanya Windi Aura seusai meletakkan
jenazah yang ia bawa ke tanah.
Baru saja ia
berkata seperti itu, dari arah rumah duka, sebuah asap hitam yang sangat besar
muncul ke angkasa. Kebakaran hebat melanda rumah duka tersebut. Windi Aura
menyeringai senang melihat hal tersebut.
“Putriku memang
luar biasa,” Pujinya, “Dalam waktu beberapa jam saja ia sudah berhasil membujuk
Pangeran Keenam untuk melaksanakan rencana ini! tapi, itu berarti aku tidak
memiliki waktu yang banyak! Aku harus membersihkan anjing penjaga ini dengan
cepat!”
Windi Aura
menghirup udara murni dalam-dalam, sambil berjalan perlahan ia menajamkan
kelima panca inderanya, bukan itu saja, ia juga mengirimkan Qi dalam radius
beberapa meter, jarak yang cukup untuk menjaga agar dirinya tetap aman. Baru
beberapa langkah Windi Aura berjalan, sesosok bayangan muncul dibelakang
punggungnya dalam jarak kurang dari 2 meter. Beruntung Windi Aura adalah orang
yang waspada dan telah meningkatkan penjagaannya, sehingga ia bisa menghindar
pada detik-detik terakhir.
“Kau gagal!”
Ujar Windi Aura penuh kemenangan.
“Brengsek!”
Paman Hitam yang tidak berhasil mendaratkan serangan langsung melesat kabur,
namun kali ini Windi Aura tidak membiarkannya lolos, dalam sekali gebrak ia
berhasil menghantam tubuh Pamah Hitam hingga terpental dan menghantam pohon
besar hingga tumbang.
“I, ini,” Ujar
Paman Hitam merancau sambil muntah darah, dampak serangan Windi Aura sangatlah
dashyat. 1 serangan saja mampu membuat seorang Inti bercahaya seperti dirinya
tidak berkutik, “Tingkatan Inti kembar!”
“Tepat sekali,”
Ujar Windi Aura yang keluar dari bayangan dan menghadap Paman Hitam, “Mohon
maaf, aku tengah dikejar waktu sehingga aku harus membunuhmu secepat mungkin!”
‘Brengsek, aku
harus memberitahukan ini kepada Tuan Muda!’Pikir Paman Hitam.
“Matilah kau!”
Windi Aura menggunakan jurus sentilan jari sakti dan sebuah cahaya Qi melesat
dari jarinya lalu menusuk jantung Paman Hitam hingga tewas seketika, “Akhirnya
selesai juga!”
Windi Aura
mengangkat jenazah Paman Hitam dan Paman Putih di pundaknya dan melesat ke
wilayah pinggir jurang, wilayah yang sangat sepi dan jarang dilalui oleh
manusia. Dengan mudah, ia melemparkan kedua mayat tersebut ke dalam jurang
sedalam lebih dari 100 Meter itu.
“Bahkan,
Pendekar dengan kekuatan Inti bercahaya pasti mati jika terjatuh dari tempat
ini!” Kata Windi Aura, “Baiklah, tahap pertama dan tahap kedua telah selesai,
saatnya masuk ke tahap ketiga!”
Sementara itu,
di dalam Paviliunnya masing-masing, Ketua Yori dan Awan Biru mendengar kabar
yang sangat mengejutkan. Rumah duka Kuil Hati Kudus mengalami kebakaran yang
sangat dashyat.
“Apa!” Seru KetuaYori tidak percaya,
“Bagaimana mungkin bisa terjadi kebakaran? Ini.. ah, cepat kita kesana
sekarang!”
Ketua Yori dan 2
orang tetua utama lainnya melesat menggunakan ilmu meringankan tubuh dan ilmu
terbang, hanya dalam hitungan menit mereka telah tiba di lokasi kebakaran.
“Tidak mungkin!”
Seru Ketua Yori tidak percaya, “Cepat, hentikan kebakaran ini dan cegah agar
tidak meluas ke lokasi yang lain! Panggil semua murid yang sedang tidak
bertugas, suruh mereka semua untuk membantu dan coba berikan aku laporan siapa
saja yang bertugas menjaga rumah duka selama 1 minggu terakhir!!!”
Ketua Yori
meraung dan terus meraung sambil memberi perintah, ia meledak melihat rumah
duka yang berisi sejarah dari para leluhur Kuil Hati Kudus hancur begitu saja.
Ia tidak bodoh, melihat situasi yang berkembang beberapa hari terakhir tentu ia
sadar kalau situasi ini merupakan konspirasi besar. Tapi kenapa dan apa
motifnya?
Tidak berapa
lama, Awan Biru tiba di lokasi kebakaran dengan panik. Ia sama sekali tidak
menduga akan terjadinya situasi seperti ini
“Sebenarnya apa
yang terjadi?” Tanyanya kepada Ketua Yori.
“Itu juga yang
ingin aku cari tahu, Tuan Muda Awan Biru,” Seru Ketua Yori berbahaya.
Awan Biru
terdiam mendengar jawaban Ketua Yori, dari nadanya saja ia tahu kalau Ketua
Yori sama bingungnya seperti dirinya. Mau tidak mau Awan Biru menghela napas
dan menyingkir ke tempat yang sepi, dimana ia bisa melihat dengan jelas asap
hitam tebal yang membumbung ke angkasa.
“Adikku,”
ujarnya pelan dengan penuh emosi, “Abangmu ini begitu lemah dan tidak berdaya.
Bahkan, melindungi jenazahmu saja abang tidak mampu, abang sungguh tidak
berguna! Hiks.. Adikku, kita memang tidak mempunyai hubungan darah namun abang
tahu, jalinan emosi kita lebih erat daripada saudara kandung! Tapi, abangmu ini
masih hidup dan tidak akan pernah menyerah mencari keadilan untukmu! Tenanglah
kau di alam sana, abang pasti akan membalas kepada mereka yang melakukan hal
ini kepadamu, percayalah!”
Sehabis berkata
seperti itu, Awan Biru lalu berlutut dan mulai membacakan doa sambil menanggis
dan meraung-raung. Ia mengutuk keras kelemahannya dan bertekad akan menjadi
kuat di masa mendatang untuk melindungi semua orang yang ia cintai.
“Di dunia ini,
kepandaian saja tidaklah cukup,” Kata Awan Biru sambil terisak, “Hanya ilmu
silatlah yang utama! Aku, Awan Biru, bersumpah, dimasa mendatang akan menjadi
pendekar terkuat di dunia hingga tidak ada lagi yang berani menyentuh keluarga
dan sahabat-sahabatku!”
2 hari kemudian,
kebakaran besar itu akhirnya padam. Ketua Yori dan seluruh murid Kuil Hati
Kudus, bekerja tanpa istirahat sedikitpun guna memadamkan api yang begitu
dashyat itu. Dalam kelelahan, Ketua Yori dan para tetua utama masuk ke dalam
aula utama untuk beristirahat sejenak. Di atas meja Ketua dan Para Tetua telah
terdapat beberapa buah-buahan segar dan secangkir teh, melihat hal tersebut
membuat Ketua Yori menjadi senang.
“Bagus sekali,”
Ujarnya seraya duduk dan mulai mencicipi teh hangat itu, “Sepertinya para
pelayan tahu kalau kita telah bekerja keras dan mempersiapkan minuman dan
buah-buahan ini untuk kita!”
Para Tetua utama
mengangguk, mereka merasa tersentuh dengan perhatian para pelayan. Tidak ada
yang lebih menyenangkan dari secangkir teh dan beberapa buah-buahan segar
setelah bekerja keras. Setelah itu, Ketua Yori dan Para Tetua mulai menyantap
makanan dan minuman itu dengan lahap, namun beberapa menit kemudian Ketua Yori
tanpa sengaja menjatuhkan cawan tehnya sambil memegang lehernya.
“Makanan ini
beracun!” Teriak seorang Tetua utama ketika melihat reaksi Ketua Yori.
Sontak semua
orang langsung bereaksi kaget, mereka yang merasa kuat langsung mendekati Ketua
Yori guna menolongnya sementara mereka yang panik, langsung bersemedi memeriksa
kondisi tubuh masing-masing.
“Ketua, kau
baik-baik saja?” Tanya Tetua Pertama panik, ia mengirimkan tenaga Qi ke dalam
tubuh Ketua Yori guna membantunya melawan racun.
Ketua Yori tidak
menjawab, ia perlahan memperbaiki posisi tubuhnya ke posisi bunga teratai dan
mulai bersemedi. Dalam menghadapi racun, seseorang haruslah tenang dan
menganalisa dengan sebaik mungkin. Sebab, salah langkah dalam menghadapi sebuah
racun maka dapat berakibat kematian.
15 menit
kemudian Ketua Yori membuka matanya, walaupun ia tampak baik-baik
saja,namun didalam hatinya ia mulai
merasakan takut. Mau tidak mau ia tersenyum getir menghadapi situasi ini dan
berkata lirih, “Ada seorang ahli strategi yang sedang berupaya menghancurkan
kita!”
Ucapan tersebut
membuat semua orang menjadi kaget. Ahli Strategi merupakan titel bagi
orang-orang licik yang menipu dan menjerumuskan orang ke dalam bahaya demi
kepentingannya sendiri. Walaupun titel itu sangat terhormat di dalam sebuah
kerajaan namun bagi para pendekar, Ahli Strategi merupakan orang yang harus
diwaspadai dan dijauhi.
“Racun yang ia
masukan ke dalam makanan dan minuman ini sangatlah keji,” Lanjut Ketua Yori
penuh dengki, “Walaupun tidak bisa mengambil nyawaku namun racun ini
menghabiskan hampir semua energi Qi yang kumiliki. Ini sangat berbahaya,
siapapun yang menaruh racun ini berencana untuk menyerang langsung Kuil Hati
Kudus! Cepat, kalian hubungi Kuil Nimia dan semua perguruan silat aliansi kita,
bilang ke mereka semua kalau Kuil Hati Kudus berada dalam ancaman kehancuran
dan membutuhkan bantuan secepat mungkin!!”
“Baik, Ketua Yori,” Ujar Tetua pertama
buru-buru.
“Dan, tolong
data semua pelayan yang membuat makanan ini,” Lanjut Ketua Yori, “Interogasi
mereka secara seksama di ruangan terpisah, satu persatu! Ah, apa yang
sebenarnya sedang terjadi di tempat ini!?”
Sementara itu,
jauh dari Paviliun Utama, Vira Aura mengamati pergerakan awan dengan
sungguh-sungguh. Ia telah menghitung waktu dan dari sayup-sayup keramaian suara para
tetua ia tahu kalau rencana ibunya telah berhasil. Mau tidak mau ia tersenyum
puas.
No comments:
Post a Comment