Saturday, January 7, 2017

Kisah Pendekar Bunga - Chapter 2 - Pendekar yang Terluka

Cuaca yang buruk datang siang itu , Hujan yang tiada henti mengguyur dari langit. Hujan dari semalam masih berlanjut hingga sekarang. Orang- orang tiada yang berani keluar rumah karena kabut dan badai yang menutupi jalan . Li kecil sedang memandangi halaman rumahnya yang tergenang air hujan .

“Tuan muda lekaslah tuan muda masuk kedalam sini , disitu dingin. aku sudah minta Koki untuk menyeduhkan teh Hangat untuk menghangatkan tubuh tuan muda” seru Pelayan Chen .

”Oh baiklah paman ,sebentar lagi aku masuk “ Namun baru Li kecil mau beranjak untuk masuk kedalam , dia mendegar suara Pintu gerbang rumahnya seperti diketuk orang.

“Eh, Paman sepertinya ada orang mengetuk Pintu gerbang rumah “ seru Li kecil .

”Oh, biar aku ambil payung lalu pergi menengok kesana , Tuan muda silahkan masuk saja "

Pelayan Chen dengan menggunakan payung mengghampiri pintu masuk sambil bergumam :

"Siapa sih yang hendak bertamu di cuaca yang sangat buruk seperti sekarang ini "

Namun begitu membuka pintu ,dia dikejutkan dengan bergeletaknya sesosok tubuh yang tampak terluka parah dan terlihat bercak darah dimana-mana, dan disampingnya tergeletak sebuah pedang. Hampir saja payung ditangannya terjatuh saking kagetnya .Dia lalu mencoba memeriksa keadaan orang tersebut .Setelah diperiksa ternyata orang itu masih hidup. Dia segera membawa tubuh Orang itu kedalam rumah.

Setelah membaringkan tubuh orang itu ditempat tidur dan membersihkan lukanya. Ternyata orang itu yang sempat tergeletak didepan rumah itu adalah seorang pendekar Pria yang sepertinya habis menjalani pertarungan sengit dan mendapat luka- luka .

Pelayan Chen segera melaporkan kejadian itu kepada tuan besar Li. yang segera menyuruhnya untuk segera memanggil tabib dan merawat luka – luka pendekar tersebut.

Kira – kira tiga hari kemudian, pendekar itu mulai sadarkan diri . Pelayan Chen yang selalu menunggui orang tersebut ,segera memanggil tuan Li untuk menayakan asal usul orang tersebut.

“Tuan Pendekar, Bagai mana kondisi tubuh anda ? " Tuan Li menanyakan pendekar itu dengan nada khawatir.

Pedekar itu memperhatikan sekitar lalu setelah dia melihat tuan Li dia segera menjawab.

"Tubuhku sudah rada mendingan , Terima kasih banyak Atas pertolongan Saudara . Bila tidak diselamatkan oleh anda mungkin sekarang ini aku sudah menghadap raja akherat" Pendekar itu mencoba berdiri dan menjura , namun kondisi tubuhnya masih sangat buruk.

"Ah Tidak perlu Sungkan tuan, Sudah menjadi tugas ku untuk menolong, orang - orang yang sedang tertimpa musibah dan membutuhkan pertolongan. Lagipula yang menemukan Tubuh anda adalah Pelayan keperayaan ku. dialah yang sesungguhnya berjasa. oh ya, ngomong -ngomong, kemalangan apakah yang menimpa anda sehingga anda mendertia luka- luka seperti ini? “ tanya tuan Li

“ Oh luka ini aku dapatkan setelah ditengah perjalanan aku dihadang oleh segerombolan perampok di dalah hutan dikaki gunung , Karena aku sendirian aku berusaha melawan mereka sekuat tenaga namun jumlah mereka terlalu banyak sehingga aku kekuarangan tenaga, beruntung aku bisa melarikan diri” sahut pendekar tersebut dengan penasaran.

“ Kurang ajar benar, Rombongan perampok itu berani berulah di hutan Kaki gunung sini, biarlah besok aku akan melapor pada kepala desa, biar dia meminta bantuan polisi di kota untuk menumpas gerombolan perambok itu" Tuan Li tampak agak kesal.

Lalu pendekar itu mencoba memperkenalkan dirinya :

"Ah iya hamba lupa memperkenalkan diri, Marga hamba Ba dan nama hamba Yun Xi. Entah siapa nama Tuan Penyelamat yang mulia ? "

"Ha ha anda terlalu memuji ,Marga Hamba Li bernama Yuan Ti ,oh iya tubuhmu tampaknya masih sangat lemah beristirahatlah disini sampai tubuhmu pulih , jangan sungkan- sungkan “ Seru Tuan Li lalu dia melangkah keluar kamar.

Kesehatan Ba yun xi perlahan- lahan mulai membaik dan setelah sebulan dirawat akhirnya kesehatannya pulih seluruhnya.

“ Terima kasih atas pertologan dan kebaikan Tuan Li aku akhirnya bisa sembuh kembali seperti sedia kala, entah dengan cara bagaimana aku bisa membalas kebaikan dari Tuan besar Li? “ seru Ba yun xi
,di suatu siang sambil berjalan bersama tuan Li, menyusuri taman. Disitu pula Tuan muda Li sedang bermain – main seorang diri.

“Ha ha Tuan Ba tidak perlu sungkan , menolong seorang gagah seperti pendekar Ba adalah suatu kehormatan dan keharusan bagi hamba, tidak perlu terlalu dipikirkan haha” sahut tuan Li sambil tertawa.

Ba yu xi berterima kasih . lalu dia tampak memperhatikan tuan muda Li yang sedang asik bermain dan berkata :

” Oh benar- benar anak yang cakap dan sehat siapakah namanya?” tanya Ba yun xi sambil datang menghampiri Li kecil.

tuan Li tampak terkejut dengan pertanyaan mendadak itu dan menjawab :

“ terima kasih atas pujian pendekar Ba, Anak hamba bernama Li thian Chu"

"A chu kemarilah sebentar ! beri hormat kepada pendekar Ba” seru Tuan Li .

Lalu datanglah Li kecil menghampiri dan memberi hormat kepada pendekar Ba

“ Anak baik dan pintar, oh iya apakah Anak Li sudah pernah belajar ilmu Silat? “ tanya pendekar Ba , sambil tidak henti memperhatikan Li kecil.

“ Haha , anak hamba tidak pernah tertarik belajar Silat, didesa dan masa yang aman seperti sekarang ini untuk apa belajar silat, lagipula Anak Li lebih menggemari belajar Seni sastra dan Musik” kata tuan Li dengan bangga.

Pendekar Ba tampak berfikir sejenak lalu kemudian dia berkata :

” Bagaimana untuk membalas kebaikan Tuan Li , hamba akan mengajarkan sedikit kepandaian hamba kepada anak Li guna menjaga diri kelak bila dibutuhkan? “ tanya Pendekar Ba.

“ Oh sungguh baik sekali, tetapi apakah tidak mengapa, sembarang mengajarkan silat kepada anak Hamba yang bebal “

“ Justru hamba melihat bakat yang besar pada anak ini” seru pendekar Ba dengan bersemangat .

*****
Pada pertengahan bulan terjadilah sebuah peristiwa besar yaitu datangalah Penyantorn kekediaman Tuan Li, perampok ini berjumlah lima Orang. Karena di kediaman Li tidak pernah terjadi kekacauan, sehingga tidak ada seorangpun yang mengerti ilmui silat dirumah tersebut, yang bisa menghadapi para perampok itu.

Beruntung sekarang di sana sedang berada pendekar Ba yun xi. yang dengan Gagah dia menghalau kelima orang perampok itu dan memberi mereka pelajaran. Tuan Li sangat berterima kasih dengan pertolongan Pendekar Ba tersebut. dan meminta dia untuk sudi tinggal dirumahnya mulai saat itu dan dia juga meminta Pendekar Ba untuk Mengajarkan A chu dasar - dasar Ilmu Silat.

*****
Sebulan telah berlalu semenjak A chu belajar dasar – dasar ilmu silat kepada pendekar Ba yun xi.

“Nah, dengan ini dasar – dasar ilmu silat sudah aku ajarkan kepadamu , mulai sekarang kau harus secara resmi mengangkat guru kepadaku . mengerti A chu ? ” seru Ba yun xi siang itu di halaman .

” Baik paman eh Guru” sahut A chu dengan gelagapan.

“ Kita juga harus menjalankan upacara pengangkatan guru secara resmi , beritahukan kepada kedua orang tuamu”

Tidak Lama kemudian diruangan tengah telah berkumpul Tuan Li berserta istrinya. dan A chu menjalanan kan penghormatan pengangkatan Guru kepada Ba yun Xi.

“ Mulai sekarang kita resmi menjadi Guru dan murid ,kau harus memanggil aku Guru dan menurut semua perintahku “

“ Baik Guru “ jawab A chu . dan semuia orang memberikan selamat kepada A chu
Pada saat itu digelarlah sebuah pesta kecil dikediaman tuan Li, semua orang merasa gembira.

*****
Pada suatu siang Ba yun xi berkata kepada muridnya : “ mungkin sekarang saat yang tepat aku mengajarkan jurus dasar tenaga dalam kepadamu”

“Benar kah guru ? “ sahut A chu yang sedang berlatih gerakan kuda - kuda. Semenjak menjadi murid Pendekar Ba , pelajaran yang di dapat oleh A chu hanyalah seputar kuda - kuda dan gerakan - gerakan dasar . tidak ada yang istimewa. Mendadak gurunya ingin mengajarkan sesuatu pelajaran yang berbeda membuat A chu menjadi bersemangat.

“Ya, sepertinya gerakan demi gerakan yang aku ajarkan padamu sudah kau lakukan dengan benar,”

“Tahap selanjutnya adalah belajar bagaimana mengumpulkan tenaga dalam atau lwekang” sahut pendekar Ba lagi.

A chu segera menghampiri gurunya. yang kini sudah berdiri dari kursinya dan mulai melangkah ke tengah lapangan.

“Coba kau perhatikan semua gerakan dan petunjuk dari ku , jangan sampai kau keliru” kata guru Ba yang mulai dengan kuda- kuda yang sangat aneh kelihatannya.

“Pertama kau taruh kedua telapak tanganmu ditanah lalu kau angkat kedua kakimu menghadap ke atas” seru guru Ba sambil mempraktikan apa yang barusan dibicarakanya.
A chu berusaha memperhatikan gerakan Aneh dari Gurunya itu dengan seksama. kemudian berkata lagi guru Ba :

“Nah saat di posisi seperti ini, kau coba pusatkan pernafasanmu di bagian perut , dan biarkan energi mengalir dari perut ke seluruh bagian tubuhmu” Guru Ba menjelaskan satu persatu langkah demi langkah mengumpulkan tenaga.

Li kecil mulai melakukan gerakan itu meurut petunjuk guru Ba. dan mulai berlatih gerakan itu sepanjang hari.

*****
Diwaktu malam A chu belajar sastra bersama ayahnya disebuah ruangan terpencil. Ada satu kitab yang ayahnya suruh dia menghafalkan sedari kecil. Bahkan ayahnya tidak segan - segan berlaku kasar apabila A chu lalai menghafalkan. Ayahnya selalu berkata : "ini semua akan berguna untuk dirimu kelak" . Pada saat itu A chu tidak memahami maksut perkataan ayahnya.

Kitab itu berisi rangkaian kata seperti syair pada umumnya. Namun pemilihan bahasa dan penempatan kata yang rumit, membuatnya menjadi sulit dimengerti. Dan setiap kalimat memiliki makna tersendiri yang saling terkait.

Tanpa terasa sudah hampir dua tahun A Chu memulai pelajaran silatnya kepada guru Ba. Namun sudah sekian lama tidak nampak kemajuan pada diri A Chu. Bahkan pada bulan - bulan awal ditahun pertamanya . A Chu menjadi sering Sakit - sakitan. Tuan Li sangat Khawatir dengan kondisi Anaknya tersebut, sehingga dipanggilah tabib desa untuk memeriksa kondisi kesehatan A Chu. Dan setelah meraba nadi ditangan A Chu Tabib tersebut terkejut dan berkata :

" Aneh, mengapa bisa tetjadi hal seperti ini ? "
melihat tabib yang kebingunan Tuan Li segera bertanya :

" Apa yang terjadi pada anak hamba tabib ? “

"Sepertinya A Chu mengalami salah berlatih ilmu tenaga dalam. aliran darahnya menjadi tidak stabil dan menyebabkan gangguan kepaada kesehatanya" kata Tabib Zhu sembari menggeleng - gelengkam kepalanya tampak sangat heran degan kondisi A Chu,

"Mana mungkin bisa terjadi hal seperti itu tabib ? Anak hamba mendapatkan pengajaran khusus dari pendekar Ba yang sudah seperti keluarga sendiri" kata tuan Li tampak tidak percaya .

"Hm. mungkin saja A Chu salah mempraktikan petunjuk dari pendekar Ba atau.. " tabib Zhu tampak berfikir sejenak dan kemudia berkata : "tidak mungkin pendekar Ba sengaja megajarkan ilmu yang salah ke pada A Chu "

"Hal itu tidak mungkin terjadi tabib , bagaimana mungkin ada guru yang ingin menyesatkan muridnya" sanggah tuan Li .

"Ya , sepertinya dugaanku salah" kata Tabib Zhu sambil mulai menyerahkan resep obat kepada tuan Li.
*****
Kondisi kesehatan A Chu berangsur - angsur pulih seperti sedia kala bahkan makin hari tampak makin bersemangat.

Disuatu siang dihalaman rumah tempat A Chu berlatih. Tuan Li datang menghampiri guru Ba yang sedang duduk sambil memperhatikan murid didiknya itu. Dan dia bertanya kepada guru Ba :

"Pendekar Ba , bagaimana kemajuan anak Hamba apakah dia berbakat ilmu silat ?”
Guru Ba nampak terkejut dengan kedatangan tuan Li dan segera menjawab :

" Oh tuan Li anda datang disaat yang tepat, ada beberapa hal yang ingin hamba sampaikan terkait dengan pelajaran silat A Chu"

Guru Ba segera memanggil A Chu dan menyuruhnya berhenti berlatih. Lalu dia memerintakan A Chu untuk beristirahat didalam rumah.

Wajah Guru Ba Tampak aga sedikit bersedih, setelah meghela nafas sedikit dia kemudian mulai berkata kepada tuan Li :

“ Maafkan hamba tuan Li, sepertinya hamba tidak berbakat dalam mengajar murid, sudah hampir dua tahun berlatih, namun sepertinya tidak ada perkembangan yang berarti pada latihan A chu” Guru Ba menjelaskan, sambil menundukan kepala. Terlihat kekecewaan di wajahnya.

Tuan Li juga tampak sedikit kecewa dengan penjelasan guru Ba , namun sepertinya dia aga tidak terlalu terlihat kaget. kemudian dia berkata :

“ha ha .. Tidak perlu terlalu dipikirkan guru Ba , mungkin memang anak hamba yang tidak memiliki bakat dalam berlatih ilmu silat, lagipula selama dua tahun ini tubuh anak hamba mulai berangsur - angsur menjadi kuat dan sehat dan tidak mudah sakit - sakitan lagi seperti dulu, dan hal ini patutlah hamba bersyukur”

Guru Ba mulai merasa Tenang mengetahui Tuan Li tidak terlalu merasa kecewa dengan hasil yang dicapai A Chu. Dan diapun mulai bertanya kepada Tuan Li :

“ Tuan Li, Kalau boleh hamba bertanya. Apakah ada di silsilah keturuan keluarga tuan yang pernah berlatih Silat ? “

Tuan Li aga tertegun dengan pertanyaan tersebut. dia tampak aga berfikir sejenak dan mulai menjawab :

“Ha ha .Keluarga kami hanyalah sebuah keluarga pedagang biasa, hamba sendiripun belum pernah belajar silat “ lalu dia kembali berkata :

“Ah aku ingat, sepertinya Adik iparku dan suaminya di Yang Ciu merupakan pendekar silat” kata Tuan Li lagi.

________________________________________________________________________________________

Previous Chapter                                                                                                              Next Chapter

No comments:

Post a Comment